Terapi dispepsia (Maag) dan refluks gastroesofagal

Moh Rivaldi
2
Dispepsia (Maag) atau refluks gastroesofagal terjadi jika asam lambung naik dan masuk kedalam esofagus, saluran cerna yang menghubungkan tenggorokan dan lambung. Katup antara lambung dan esofagus secara normal mencegah isi lambung masuk kedalam esofagus. Namun ketika katup melemah, asam lambung dapat masuk kedalam esofagus dan naik hingga ketenggorokan.

ini dapat menyebabkan nyeri dan ketidak nyamanan diperut bagian atas dan dibelakang tulang dada . Gejala lainnya termasuk bersendawa, banyak keluar air liur (saliva), batuk kering (khususnya pada malam hari) mual dan tenggorokan gatal.
Dispepsia (maag) dapat disebabkan oleh beberapa jenis makanan (conthnya makanan pedas, atau berlemak) banyak makan, stress, alkohol, nikotin, dan beberapa obat. Makan dengan cepat dan tidur setelah makan juga dapat menyebabkan nyeri ulu hati (maag). Penyakit refluks gastroesofagal (GORD) terjadi jika terdapat refluks (alirab balik) asam lambung kedalam esofagus. jika tidak diobati, GORD membandel dan dapat menyebabkan kerusakan permukaan jaringan (epitel) seofagus.

Gejala

Ketidak nyamanan dan nyeri berat diperut bagian atas dan tulang dada, kembung  dan nyeri lambug dan merasa kekenyangan. Gangguan pencernaan merupakan tanda dari kondisi yang lebih serus.

Pilihan terapi

Antasida dan antagonis-H dapat digunakan dalam jangka pendekuntuk mengobati maag atau gangguan pencernaan. Antasida menetralkan asam lambung sedangkan antagonis-H mengurangi produksi asam lambung.
Antasida tersdia sebagai bahan tunggal atau preparat kombinasi. sebagian preparat antasida menggunakan beberapa bahan aktif dalam satu produk. ini menghasilkan produk yang bekerja cepat dan efek yang lama.  ini juga membantu mengurangi efek samping yang dibabkan oleh bahan tunggal . (misalnya : jika digunakan dalam kombinasi efek konstipasi almunium diseimbankan oleh pencahar dari magnesium)
Pengahmbat pompa proton (PPI) merupakan jenis lain dari obat yang digunakan untuk mengatasi sakit maag dan GORD.

Konsumen Harus Tau

Antasida cair bekerja lebih cepat dan biasanya lebih efektif daripada antasida tablet.
Untuk efek optimum, tablet antasida harus dihisap atau dikunyah sebelum ditelan.
Efek antasida dapat berlangsung hingg selama 3-6 jam jika diminum 1-3 jam setelah makan. jika diminum 1 jam belum makan antasida akan dikosongkan dari perut dan masuk kedalam pencernaan dengan lebih cepat dan lama waktu efektivitas antasida berkurang.
Anasida tidak boleh diminum dalam kurun waktu dua jam setelah meminum obat lain.absorbsi beberapa oabat berkurang jika dimium bersamaan dengan antasida.
Antasida dan Antagonis – H tidak dapat dikonsumsi secara teus menuerus, selama lebih dari 1-2 minggu kecuali jika direkomendasikan oleh dokter. Penggunaan jangka panjang dapat mengakibatkan efek samping atau menyamarkan gejala kondisi penyakit yang lebih serius.

Informasi klinis

Sebagian besar kasus gangguan pencernaan dan mag diobati sendiri oleh konsumen dengan istilah gangguan pencernaan atau nyeri ulu hati. Diagnosis mereka harus dipastikan telah benar diluar tanda atau gejala lain yang menunjukan gejala penyakit yang lebih serius, (contohnya perdarahan pada salauran pencernaan)

Penggunaan pada anak-anak

Refluks banyak terjadi pada bayi dan seingkali mucul dengan disetai muntah atau reguriasi. Rujukan medis diperlukan untuk mengetahui penyebabnya seperti infeksi. Maag tidak banyak terjadi pada anak-anak yang lebih dewasa dan rujukan medis diperlukan untuk orang dewasa yang berusia lebih dari 18 tahun yang menunjukkan tanda GORD.
Anatasida aman digunakan pada anak anak dengan dosis yang dianjurkan. Antagosnis-H dan proton pump ihibitor  hanya boleh digunakan untuk orang berusia kurang dari 18 tahun dengan anjuran dokter.

Penggunaan selama menyusui dan kehamilan

Maag atau refluks biasa terjadi selama kehamilan dan biasaya sembuh setelah kelahiran bayi. Antasida menjadi pilihan obat selama kehamilan. jika antasida tidak efektif atau gejalanya menjadi parah ranitidin atau famotidin dapat digunakan berdasarkan anjuran dokter.

Penggunaan bersamaan dengan obat lain

Antasida

Dapat mengurangi penyerapan beberapa obat jika diminum secara bersamaan. (siproflosasin, digoksin, zat besi, itrakonazol, ketokonazol, penisilamina, rifampisin, antibiotik tetrasiklin, warfarin). oleh karena itu antasida dimunum dengan selang waktu 2 jam dari konsumsi obat lain.

Tablet/kapsul salut enterik

obat yang diformulasikan dengan lapisan enterik dimaksudkan untuk melewati lambug dan kemudian dilepasakan di sepanjang saluran pencernaan (usus). Peningkatan pH lambung dapat menyebabkan formulasi salut enterik terlepas sebelum waktunya.

Litium

Produk yang mengandung natrium dapat mengurangi kadar litium dalam darah dan efek terapeutik litum. kombinasi ini harus dihindari.

Sukralfat

pH lambung yang meningkat dapat menggangu penyerapan sucralfat yang memrlukan lingkungan bersfat asam.

Obat yang memicu gejala

Pemeriksaan medis mungkin perlu dialkuan jika nyeri lambung menjadi efek samping obat.  Obat yang dikenal dapat menyebabkan gangguan pencernaan atau maag adalah 1. obat yang memiliki aktivitas antikolinergik, 2. aspirin, 3. Bisofosfona, 4. kafein, 5. Penghabat kanal calsium, 6. zat besi, 7 nitrat, 8. NSAID, 9. Esterogen (kontrasepsi oral, HRT), 10. tetrasiklin, 11. teofilin, 12. antidepresan trisiklik.

Posting Komentar

2Komentar

  1. Penyakit magh merupakan penyakit yang paling banyak dialami orang Indonesia
    semoga terapi ini bermanfaat gan

    BalasHapus
  2. dulu pernah kena penyakit mag, Alhamdulillah sembuh dengan sendirinya gan hehehehe..... keren juga artikel ini

    BalasHapus
Posting Komentar