Asuhan Kefarmasian

Moh Rivaldi
0
Halo sahabat mari belajar farmasi selamat datang di blog kami yang tercinta ini. kali ini kita akan membahas apakah asuhan kefarmasiaan itu? apa saja point point penting asuhan kefarmasian? untuk tidak perlu basa-basi lagi silahkan di baca artikel ini sampai tuntas ya.

Pelayanan Kefarmasian

asuhan kefaramsian
asuhan kefaramsian - image via farmasetika.com

Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical care) adalah suatu tanggung jawab profesi dari apoteker dalam mengoptimalkan terapi dengan cara mencegah dan memecahkan masalah terkait obat (Drug Related problem). Ketidakpatuhan (non compliance) dan ketidaksepahaman (non corcondance) pasien dalam menjalankan terapi merupakan salah satu penyebab kegagalan terapi. Hal ini sering disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman pasien tentang obat dan segala sesuatu yang berhubungan dengan penggunaan obat untuk terapinya. Oleh karena itu, untuk mencegah penggunaan obat yang salah (drug misuse) dan untuk menciptakan pengetahuan dan pemahaman pasien dalam penggunaan obat yang akan berdampak pada kepatuhan pengobatan dan keberhasilan dalam proses penyembuhan maka sangat diperlukan pelayanan informasi obat untuk pasien dan keluarga melalui konseling obat.
Pasien yang mempunyai pengetahuan yang cukup tentang obatnya akan menunjukkan peningkatan ketaatan pada regimen obat yang digunakannya sehingga hasil terapi akan meningkat pula. Oleh karena itu, apoteker mempunyai tanggung jawab untuk memberikan informasi yang tepat tentang terapi obat kepada pasien.

Asuhan Kefarmasian (Pharmaceutical care)

asuhan kefaramsian
asuhan kefaramsian - image via pixabay.com

Asuhan Kefarmasian, merupakan pola pelayanan kefarmasian berorientasi pasien, merupakan ekspansi kebutuhan yang meningkat serta tuntutan pelayanan farmasi yang lebih baik, demi kepentingan dan kesejahteraan pasien.  Pola pelayanan ini bertujuan mengoptimalkan penggunaan obat secara rasional (efektif, aman, bermutu dan terjangkau) dan menghindari medication error.
Jenis-jenis Medication Error
  1. Wrong-drug error
  2. Extra-dose error
  3. Omission error
  4. Wrong dose or wrong strength error
  5. Wrong route error
  6. Wrong time error
  7. Wrong dosage form error

Wrong drug error

Pemberian obat pada pasien yang sebenarnya tidak harus mengkonsumsi obat tersebut.

Extra dose error

Frekwensi pemberian lebih sering dari yang diinstruksikan dokter. Contohnya: dokter menginstruksikan bahwa obat diberikan setiap pagi hari, tetapi pasien juga memakan obat tsb pada malam hari

Omission error

Dosis tidak diberikan pada waktu yang semestinya, kecuali ada penjelasan lain. Jika pasien menolak meminum obat atau obat dihentikan sesuai peraturan (mis. “jangan menelan sesuatu sebelum pelaksanaan operasi”) maka ini tidak dikategorikan medication error.

Wrong dose error or wrong strength error

Bila utk tablet, dosis yg diberikan tidak boleh lebih atau kurang dari 17% dari dosis yg sebenarnya
Utk injeksi, bila dosis yg diberikan lebih dari 5% atau 10% dari yg sebenarnya maka dikategorikan medication error.

Wrong route error

Terjadi kalau rute pemberiannya salah. Termasuk dlm kategori ini adalah bila pemberian obat melalui sisi yg salah (contoh: utk telinga kanan diberikan ke telinga kiri)

Wrong-time error

Adalah pemberian obat yg lebih atau kurang dari 30 menit dari waktu yg seharusnya tanpa ada alasan yang jelas. Alasan jelas:
- dokter meminta pasien tidak mengkonsumsi apapun melalui mulut
- pasien tdk berada di ruang rawat karena harus menjalani pemeriksaan tertentu
- bila dibutuhkan dosis „prn‟

Wrong dosage-form error

Adalah pemberian obat dengan bentuk berbeda dari yang diresepkan dokter. Contoh: yg diminta tablet, diberikan suspensi. tablet extended release digerus termasuk error karena telah merusak waktu pelepasan obat.

Konseling

Konseling obat sebagai salah satu metode edukasi pengobatan secara tatap muka atau wawancara, merupakan salah satu bentuk pelayanan kefarmasian dalam usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien dalam penggunaan obat. Apoteker baik di rumah sakit maupun di sarana pelayanan kesehatan lainnya berkewajiban menjamin bahwa pasien mengerti dan memahami serta patuh dalam penggunaan obat sehingga diharapkan dapat meningkatkan penggunaan obat secara rasional. Untuk itu Apoteker perlu mengembangkan keterampilan dalam menyampaikan informasi dan memberi motivasi agar pasien dapat mematuhi dan memahami penggunaan obatnya terutama untuk pasien-pasien geriatri, pediatri dan pasien-pasien yang baru pulang dari rumah sakit serta pasien-pasien yang menggunakan obat dalam jangka waktu lama terutama dalam penggunaan obat-obat tertentu seperti obat-obat cardiovasculer, diabetes, TBC, asthma, dan obatobat untuk penyakit kronis lainnya.
Konseling pasien merupakan bagian tidak terpisahkan dan elemen kunci dari pelayanan kefarmasian, karena Apoteker sekarang ini tidak hanya melakukan kegiatan compounding dan dispensing saja, tetapi juga harus berinteraksi dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya dimana dijelaskan dalam konsep Pharmaceutical Care Dapat disimpulkan bahwa pelayanan konseling pasien adalah suatu pelayanan farmasi yang mempunyai tanggung jawab etikal serta medikasi legal untuk memberikan informasi dan edukasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan obat.

kartu obat mandiri
contoh kartu obat mandiri

Tujuan Konseling 

  1. Meningkatkan keberhasilan terapi
  2. memaksimalkan efek terapi
  3. meminimalkan resiko efek samping
  4. Meningkatkan cost effectiveness
  5. Menghormati pilihan pasien dalam menjalankan terapi
  6. Meningkatkan hubungan kepercayaan antara apoteker dengan pasien
  7. Menunjukkan perhatian serta kepedulian terhadap pasien
  8. Membantu pasien untuk mengatur dan terbiasa dengan obatnya Membantu pasien untuk mengatur dan menyesuaikan dengan penyakitnya
  9. Meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan.
  10. Mencegah atau meminimalkan Drug Related Problem
  11. Meningkatkan kemampuan pasien untuk memecahkan masalahnya sendiri dalam hal terapi
  12. Mengerti permasalahan dalam pengambilan keputusan
  13. Membimbing dan mendidik pasien dalam menggunakan obat sehingga dapat mencapai tujuan pengobatan dan meningkatkan mutu pengobatan pasien 

contoh kartu koseling
contoh kartu konseling


Hubungan kerja antara dokter dan apoteker dalam terapi medis 

Tujuan terapi medis adalah meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup pasien. Optimalisasi terapi medis harus aman, efektif, pemilihan terapi secara bijak dan pelayanan kesehatan secara akurat serta adanya kesepakatan antara pasien dan pemberi pelayanan berdasarkan informasi terkini.
Dokter dan apoteker harus saling mengisi dan saling mendukung memenuhi tanggungjawab dalam mencapai tujuan penyediaan pelayanan medis secara optimal. Hal ini membutuhkan komunikasi, saling menghormati, saling percaya, dan saling mengakui kompetensi profesional masing-masing. Ketika konseling pasien, dokter memfokuskan pada tujuan terapi, berkaitan dengan resiko, manfaat dan efek samping. Apoteker fokus pada bagaimana menggunakan obat secara benar, kepatuhan pasien, dosis, tindakan pencegahan dan informasi penyimpanan obat.

Demikian artikel asuhan kefarmasihan yang dapat kami sajikan. semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi semua dan tentunya dapat di aplikasikan dalam kegitan kegiatan pelayanan kefarmasian secara menyeluruh. Salam mari belajar farmasi. Terimakasih


Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)