Salep (Unguenta)

Moh Rivaldi
3
Belajar Farmasi - Selamat datang para pengunjung setia Belajar Farmasi, senang rasanya bisa update artikel baru lagi untuk kawan-kawan semua. kali ini kita akan membahas tentang Salep (Unguenta). Tentunya kita semua sudah tidak asing lagi dengan sediaan obat yang satu ini. disini kita akan mengupas tentang Salep (unguenta) mulai dari pengertian, jenis-jenis dan cara penggunaan salep. tanpa perlu banyak ini itu langsung saja kita simak bersama-sama.

belajar farmasi - sale
salep - image via : http://oputu.blogspot.co.id

Pengertian Salep (Unguenta)

Menurut FI edisi III

Salep adalah sedian setengan padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat Luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen kedalam dasar salep yang cocok.

Menurut FI. IV

salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat keras atau narkotika adalah 10 %.

Penggolongan Salep 


belajar farmasi - sale
salep - http://wahdah.or.id

Penggolongan salep dibagi menjadi beberapa kategori yaitu:

Berdarkan konsistensinya salep dibagi menjadi :

  1. Unguenta : adalah salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega, tidak mencair pada suhu biasa tetapi mudah dioleskan tanpa memakai tenaga.
  2. Cream : adalah salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit. Suatu tipe yang dapat dicuci dengan air.
  3. Pasta : adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk). Suatu salep tebal karena merupakan penutup atau pelindung bagian kulit yang diberi.
  4. Cerata : adalah suatu salep berlemak yang mengandung persentase tinggi lilin (waxes), sehingga konsistensinya lebih keras.
  5. Gelones Spumae : (Jelly) adalah suatu salep yang lebih halus. Umumnya cair dan mengandung sedikit atau tanpa lilin digunakan terutama pada membran mukosa sebagai pelicin atau basis. Biasanya terdiri dari campuran sederhana minyak dan lemak dengan titik lebur yang rendah.

Berdasarkan Kerja Farmakologi atau efek terapinya, dibagi menjadi 3 golongan

  1. Salep Epidermik Salep ini dimaksudkan hanya bekerja dipermukaan kulit untuk menghasilkan efek lokal. Diharapkan tidak diserap dan hanya berlaku sebagai pelindung, antiseptik, astringen melawan rangsangan (yaitu sebagai anti radang) dan parasitida. Dasar salep yang sering dipakai adalah vaselin.
  2. Salep Endodermik Dimaksudkan untuk melepaskan obat ke kulit tetapi tidak menembus kulit, diserap sebagian saja. Salep ini dapat berlaku sebagai emolien, stimulan dan lokal iritan Dasar salep terbaik yang digunakan adalah minyak tumbuhan dan minyak alami.
  3. Salep Diadermik Salep ini dimaksudkan untuk melepaskan obat menembus kulit dan menimbulkan efek konstitusi (efek terapi yang diinginkan). Namun hal ini tidak lazim digunakan dan termasuk pemakaian khusus obat-obat seperti senyawa raksa, iodida dan belladona. Dasar salep yang terbaik digunakan adalah lanolin, adeps lanae dan oleum cacao.

Berdasarkan Penetrasi, salep dikelompokkan menjadi: 

  1. Mempunyai efek permukaan Mempunyai efek permukaan, memiliki aktivitas membentuk lapisan film yang bertujuan untuk mencegah hilangnya kelembaban (sebagai protektif), efek membersihkan ataupun sebagai antibakteri. Pembawa (basis) harus dapat memudahkan kontak dengan permukaan dan melepaskan zat aktif ke sasaran.
  2. Mempunyai efek pada stratum korneum, Contoh salep dengan efek ini adalah sediaan sunscreen yang mengandung asam p-amino benzoat yang berpenetrasi ke stratum korneum.
  3. Mempunyai efek epidermal, Pada salep ini obat/zat aktif dapat penetrasi kelapisan kulit yang paling dalam.

Berdasakan Dasar Salepnya, salep dibagi atas :

  1. Salep hydrophobic yaitu salep-salep dengan bahan dasar berlemak, misalnya: campuran dari lemak-lemak, minyak lemak, malam yang tak tercuci dengan air.
  2. Salep hydrophillic yaitu salep yang kuat menarik air, biasanya dasar salep tipe o/w atau seperti dasar hydrophobic tetapi konsistensinya lebih lembek, kemungkinan juga tipe w/o antara lain campuran sterol dan petrolatum.

Dasar salep

Menurut dasar salepnya. Salep dapat dibagi: menjadi 2 yaitu . Salep hidrofobik yaitu salep yang tidak suka air atau salep dengan dasar salep berlemak (greasy bases) tidak dapat dicuci dengan air misalnya campuran lemak-lemak dan minyak lemak. Salep hidrofilik yaitu salep yang suka air atau kuat menarik air, biasanya dasar tipe M/A

Kualitas Dasar Salep 

Kualitas dasar salep yang ideal adalah:
  1. Satabil selama masih dipakai mengobati. Maka salep harus bebas dari inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembapan yang ada dalam kamar.
  2. Lunak yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi lunak dan homogen, sebab salep digunakan untuk kulit yang teriritasi, inflamasi dan ekskoriasi.
  3. Mudah dipakai, umumnya salep tipe emulsi adalah yang apling mudah dipakai dan dihilangkan dari kulit
  4. Dasar salep yang cocok yaitu dasar salep harus kompatibel secara fisika dan kimia dengan obat yang dikandungnya. Dasar salep tidak boleh merusak atau menghambat aksi terapi dari obat yang mampu melepas obatnya pada daerah yang diobati.
  5. Terdistribusi merata, obat harus terdistribusi merata melalui dasar salep padat atau cair pada pengobatan f. Lembut, mudah dioleskan serta mudah melepaskan zat aktif.
Pemilihan dasar salep tergantung pada beberapa faktor seperti khasiat yang diinginkan, sifat obat yang dicampurkan, ketersediaan hayati, stabilitas dan ketahanan sediaan jadi. Dalam beberapa hal perlu menggunakan dasar salep yang kurang ideal untuk mendapatkan stabilitas yang diinginkan. Misalnya obat-obat yang terhidrolisis, lebih stabil dalam dasar salep hidrokarbon dari pada dasar salep yang mengandung air, meskipun obat tersebut bekerja lebih efektif dalam dasar salep yang mengandung air, meskipun obat tersebut bekerja lebih efektif dalam dasar salep yang mengandung air

Persyaratan Salep

Berikut ini adalah persyaratan dari salep yang baik: 

  1. Pemerian: tidak boleh berbau tengik 
  2. Kadar: kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras, kadar bahan obat adalah 10%. Dasar salep (ds): kecuali dinyatakan lain, sebagai bahan dasar salep (basis salep) digunakan vaselin putih (vaselin album). Tergantung dari sifat bahan obat dan tujuan pemakaian salep.
  3.  Homogenitas: jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen.
  4. Penandaan: pada etiket harus tertera “obat luar” 

Tujuan penggunaan salep

Tujuan Pembuatan Salep Sediaan salep memeiliki beberapa tujuan yaitu: Pengobatan lokal pada kulit Melindungi kulit (pada luka agar tidak terinfeksi) dan Melembabkan kulit.

Demikian sekilas artikel tentang salep; semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Bila ada kesalahan dalam penulisan ini atau ada bagian yang tidak sesuai dengan yang sebagaimana mestinya mohon diisi dibagian comentar atau silahkan contact kami melalui link di menu navigasi di atas. 
terimaskasih sudah berkunjung salam Belajar Farmasi


Bebraapa sumber:

Posting Komentar

3Komentar

  1. Balasan
    1. iya gan. salep tujuan penggunaaan nya hanya untuk penggunaaan luar

      Hapus
  2. Wah, jadi lebih tau tentang salep nih gan.. thanks infonya..

    BalasHapus
Posting Komentar